Logika versus Skill (Keterampilan)

Apa yang ada di pikiran anda ketika mendengar kata "LOGIKA"? apakah tentang suatu cara, metode, fakta, khayalan? apapun itu yang pasti kita tidak pernah berhenti memutar otak kita untuk berlogika. Lalu, bagaimana dengan "SKILL"? Skill apa yang sudah anda miliki saat ini? Apakah skill yang anda miliki bisa bermanfaat untuk orang banyak atau tidak? Ya, keterampilan atau skill yang bagus tentu harus bermanfaat bagi banyak orang. Lalu apa hubungannya antara logika dan skill ? Mari kita lihat.


1. Orang yang pandai berlogika tetapi tidak mempunyai skill
contoh : Si Budi mengerti bagaimana agar bisa mendapatkan wanita idamannya, tetapi dia tidak mempunyai skill dalam bagaimana menyatakan cintanya kepada wanita itu. Akibatnya "FRUSTRATED", frustasi atau stress.

2. Orang yang punya skill bagus tetapi tidak mempunyai logika
contoh : Si Tono sangat pandai dalam menggoreng telur, dia bisa menggoreng dengan cepat. Tetapi karena dia tidak punya logika, maka apapun yang dia temui akan digorengnya, ketika dia bertemu meja, meja dia goreng, bertemu televisi, televisi dia goreng. Akibatnya "LOST" atau sesat.

3. Orang yang tidak punya skill dan tidak mampu berlogika
contoh : Si Kasim suka dengan seorang wanita, sebut saja Mawar, tetapi dia sama sekali tidak punya skill dalam menunjukkan rasa cintanya, akhirnya dia mendatangi dukun untuk membuat si Mawar jatuh cinta, Kasim pun disuruh mandi bunga tujuh rupa, minum air kelapa yang jatuh jauh dari pohon, puasa 7 hari 7 malam dan lain-lain. Tindakan Kasim inilah namanya tidak logis. Jadi, akibatnya "LOST + FRUSTRATED" atau sengsara selamanya.

4. Orang yang punya skill dan mampu memainkan logikanya
Tipe yang terakhir inilah yang harus kita capai, kita mampu melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak, dan kita juga mampu menganalisa bagaimana, apa saja, untuk siapa saja skill atau keterampilan kita ini harus kita berikan. Dengan tipe yang ini Insya allah kita SUKSES.

8 comments: